Kamis, 09 Desember 2010

Burung Kuau atau Haruei

Ketenaran Kuau Melayu di pedalaman Kalimantan Tengah menjamin keman­tapan pemilihan jenis ini menjadi jenis fauna lambang daerah. Habitat Kuau Melayu terdapat banyak di Kalimantan Tengah. Satwa ini dilindungi sejak tahun 1931. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 757/Kpts/ Urn/ 12/1979, Kuau Melayu termasuk jenis burung yang dilindungi di Indo­nesia.

Nama lain : Merak kerdil, Merak pongsu, Kuau cermin
Suku : Phasianidae
Deskripsi Bentuk
Berukuran sedang (jantan 42 cm, betina 38 cm). Pada sayap dan ekor, terdapat tanda bintik metalik berbentuk seperti mata (hijau pada jantan, biru pada betina). Jantan: jambul hijau metalik, dada hijau keunguan mengilap, tenggorokan dan bercak dada putih. Betina: lebih suram dan lebih biru. Keduanya: pipi dan tenggorokan kuning pucat, kontras dengan bulu lainnya. Iris kuning, paruh kehijauan gelap, kulit muka gundul dan merah, tungkai dan kaki hitam (jantan dengan dua taji).  Burung ini mudah sekali dikenal karena memilki bentuk tubuh yang indah dan spesifik. Tubuh yang jantan lebih besar dan berbulu dengan corak yang lebih menarik daripada yang betina. Berat yang jantan dapat mencapai sekitar 11,5 kg dan panjang tubuhnya sampai ujung ekor mendekati 2 meter. Hal ini disebabkan oleh dua lembar bulu ekornya bagian tengah mencolok sekali panjangnya. Umumnya bulu tubuh berwarna dasar kecoklatan dengan bundaran-bundaran berwarna cerah serta berbintik-bintik keabu-abuan.

Deskripsi Suara
Siulan ganda yang murung “hor-hor”. Suara burung ini sangat lantang sehingga dapat terdengar dari kejauhan lebih dari satu mil. Suara yang jantan dapat dibedakan karena mempunyai interval pengulangan yang pendek. Sedangkan yang betina suaranya mempunyai pengulangan dengan interval semakin cepat dan yang terakhir suaranya panjang sekali. Burung ini mempunyai suara tanda bhaya yang cirinya pendek, tajam dan merupakan alunan yang parau.
 http://bk.menlh.go.id/?module=florafauna…


Kebiasaan Pemalu, hidup di hutan primer. Bertengger di pohon, tetapi berjalan diam-diam di lantai hutan sepanjang siang. Jantan bersuara serta memainkan sayap dan ekornya, tetapi tidak punya tempat mengigal
Nama Inggris : Bornean Peacock-pheasant
Nama Indonesia : Kuau-kerdil kalimantan
Ketinggian : 0 – 1100 m
Daerah Sebaran : Kalimantan;
Endemik : Kalimantan;
Status IUCN : EN
Jenis Dilindungi : Tidak
Status CITES : appendix_2;
Burung Sebaran Terbatas : Tidak
Penyebaran Global : Endemik di Kalimantan
Penyebaran lokal : Catatan tempat terlihatnya di Sumatera diperkirakan keliru karena tidak pernah ada spesimen yang dikoleksi di sana.

Di Kalimantan, burung yang jarang ini hanya diketahui di tempat-tempat yang terpencar di hutan dataran rendah sampai ketinggian 1.100 m. Habitat : Hutan primer Informasi lainnya : Kemungkinan merupakan ras Kuau-kerdil Malaya P. malacense (Sumber : http://www.burung.org/detail_burung.php?…).

Burung ini bertelur yang biasanya berjumlah dua butir, warna telurnya krem atau kuning keputihan dengan bercak-bercak kecil diseluruh permukaan. Ukurannya sekitar 66 x 47 mm. Telur ini dierami oleh betina selama kurang lebih 25 hari. Anak burung ini akan mencapai tingkat dewasa kurang lebih dalam satu tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar